Demi Lokalisasi dan Jurnalisme Sastrawi

Saya mendadak linglung saat berusaha menemukan ampas kenangan, ihwal kapan sejatinya diri ini untuk pertama kalinya menjadi seorang narablog? Ketika menelusuri kembali jejak-jejak digital, kesempatan itu terjadi ketika saya tengah merantau sebagai juru berita di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng, sekitar akhir tahun 2011.

Berangkat dari kepentingan publik yang tak mendapat cukup ruang di media mainstream, saya nekat mewujudkan jurnal pribadi yang bisa diakses siapa dan kapan pun. Pada tahun yang sama, Android diketahui baru saja menginvasi Indonesia dan digdaya Blackberry Messenger perlahan mulai sirna.

Lanjutkan membaca “Demi Lokalisasi dan Jurnalisme Sastrawi”